Kamis, Oktober 22, 2009

Deteksi Longsor dengan Sensor

Bencana alam yang datangnya tak terduga, memang harus diantisipasi.

Peneliti komunikasi fiber optik dari Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) Bambang Widiyatmoko, berinisiatif menciptakan pendeteksi pergeseran tanah di daerah rawan longsor. Penelitian ini, seperti dikutip dari ristek.go.id didasarkan pada kemungkinan terjadinya longsor akibat gempa bumi.

Berdasarkan pengalaman-pengalam an yang telah terjadi, gerakan tanah selalu menyebabkan rekahan yang sangat berpotensi longsor. Alat buatan peneliti yang menimba ilmu di Jepang ini, bukan terfokus pada pendeteksi gempa semata.

Fungsi utamanya untuk mendeteksi perubahan tanah akibat pergeseran. Rujukan utamanya adalah seberapa besar rekahan dan patahan di tanah pascagempa yang sewaktu-waktu dapat berdampak pada bencana longsor.Jenis tanah longsor akibat pergeseran tanah sendiri ada beberapa macam. Yaitu flow (longsor dengan tanah jatuh seperti mengalir), topple (tanah jatuh dalam bentuk balok-balok besar), slump (tanah jatuh akibat tekanan sehingga turun melandai), slide (tanah longsor dengan pergerakan meluncur), creep (pergerakan material tanah sedikit-sedikit di bawah pengaruh tekanan jangka panjang, entah karena panas atau gempa), dan fall (tanah jatuh secara langsung dalam bongkahan besar).

Alat sensor longsor buatan Bambang, dirancang untuk melihat faktor-faktor penyebab longsor. Menurutnya, ada tiga kondisi yang dapat dideteksi, yaitu kadar air tanah, pergeseran permukaan, dan strain (ketegangan) tanah.

Untuk mendeteksi pergeseran tanah, Bambang menciptakan sensor pergerakan tanah optik dan elektronik. Sedangkan untuk strain, dipakai sensor optik berbasis fiber brag grating (FBG). Ada satu lagi alat deteksi bernama inclinometer yang difokuskan pada deteksi longsor di area yang sedikit curam. Semua alat tersebut tidak dapat dipisahkan dan harus digunakan saat menganalisa satu wilayah rawan longsor.Sensor pergeseran tanah berbasis teknologi optik ciptaan Bambang menekankan penggunaan fiber optik atau serat optik berukuran 200 mikrometer. Serat optik merupakan saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang mampu mentransmisikan sinyal cahaya dari satu tempat ke tempat lain.

Serat optik terdiri atas dua bagian, yaitu cladding dan core. Core merupakan penghantar cahaya dan cladding adalah bagian selubung core. Cladding memiliki indeks bisa lebih rendah ketimbang core.

Saluran komunikasi

Laser digunakan karena mempunyai spektrum yang sangat sempit dan mengakomodasi transmisi berkecepatan tinggi. Oleh karena itu, model transmisi ini sangat bagus untuk saluran komunikasi. Sensor pergeseran berbasis serat optik, Bambang menggunakan core berukuran delapan mikrometer dengan cladding 125 mikrometer.

Cara kerja dari alat tersebut menekankan metode yang lain dari pola konvensional. Dalam pola konvensional, sebuah serat optik akan bekerja sempurna untuk menghantarkan cahaya apabila berada dalam keadaan lurus.

Kemampuan hantar serat optik akan cacat bila pada salah satu bagiannya menekuk atau bengkok. Bila hal ini terjadi, maka dipastikan akan ada kebocoran di bagian tersebut. Kebocoran ini dimanfaatkan Bambang untuk mendeteksi pergeseran tanah suatu wilayah.

Kronologisnya, sumber laser menembakkan cahaya ke dalam serat optik. Bila terjadi suatu pergeseran di dalam tanah, maka lengkungan serat optik yang telah diset akan berubah pula ketegangannya.

Photo detector kemudian akan menerima laser dari sumber dalam jumlah yang telah berkurang. Data intensitas laser yang diterima inilah kemudian diubah ke dalam bentuk data tegangan listrik, sehingga komputer dapat membacanya secara lengkap.

Data ini selanjutnya diakuisisi untuk dimonitor, dicatat, dan disimpan dalam database. Apabila telah selesai, data itu akan dikirim ke sistem diseminasi atau dikomunikasikan di pos pengamatan. Bila ditemukan tanda-tanda pergeseran yang sudah terlalu membahayakan, maka tindakan penanggulangan akan segera dapat dilaksanakan. Sensor pergeseran tanah berbasis serat optik ini diletakkan kurang lebih dua ratus meter ke dalam tanah. Untuk satu titik rekahan, alat ini cukup menggunakan satu serat-serat optik.

Tidak ada komentar: